Drama sebagai bagian dari suatu karya sastra

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Drama adalah seni berpura- pura, dimana seseorang dapat menghilangkan jati dirinya untuk menjadi tokoh yang akan diperankan. Dalam drama masih terdapat hal- hal yang belum diketahui secara detail.Sudah semestinya hal- hal tersebut digali lebih dalam untuk mempelajari lebih dalam tentang drama itu sendiri, baik dalam sistematika pembuatan drama hingga pasca pementasan drama.Apabila membahas drama tak luput jua dari tata bahasa.Dikarenakan tata bahasa merupakan wadah komunikasi di dalam drama.
            Setelah mengetahui hal-hal yang terdapat dalam drama, maka kami akan melakukan penelitian tentang perbandingan unsur- unsur dalam drama parodi dan drama komedi. Melihat dari segi permasalahan dan faktor- faktor yang mempengaruhi, sehingga kami tertarik untuk membahas drama secara detail. Untuk itu kami melakukan pemilihan judul “ Drama sebagai bagian dari suatu karya sastra “ .

1.2  Perumusan Masalah
            Dalam proses, timbul berbagai permasalahan yang muncul. Untuk itu kami membatasi permasalahan yang muncul, diantaranya:
  1. Apa yang dimaksud dengan drama?
  2. Apa saja unsur-unsur dalam drama?
  3. Bagaimana pengelompokkan drama berdasarkan menurut isi lakonnya?
  4. Apakah drama komedi itu?
  5. Apakah drama parodi itu?
  6. Bagaimana perbedaan antara drama komedi dengan drama parodi?
  7. Bagaimana unsur dan teknik dalam pementasan drama?

1.3   Tujuan Penelitian
            Kami sebagai timpenyusun melakukan penelitian denagn beberapa tujuan, diantaranya:
  1. Agar para siswa mengetahui pengertian drama.
  2. Agar para siswa mengetahui unsur- unsur dalam drama.
  3. Agar para siswa mengetahui pengelompokan drama menurut isi lakonnya.
  4. Agar para siswa mengetahui tentang drama komedi.
  5. Agar para siswa mengetahui tentang drama parodi.
  6. Agar para sisiwa mengetahui perbedaan dari drama komedi dan drama parodi.
  7. Agar para siswa mengetahi unsur dan teknik dalam pementasan drama .


1.4  Manfaat Penelitian
            Hasil penelitian ini dituangkan dalam karya tulis yang sangat bermanfaat bagi para siswa. Adapun manfaatnya adalah:
  1. Untuk mengetahui pegertian drama.
  2. Untuk mengetahui unsur- unsur drama.
  3. Untuk mengetahui pengelompokan drama menurut isi lakonnya.
  4. Untuk mengetahui tentang drama komedi.
  5. Untuk mengetahui tentang drama parodi
  6. Untuk mengetahui perbedaan dari drama komedi dan drama parodi.
  7. Untuk mengetahui unsur dan teknik dalam pementasan drama.

1.5  Batasan Masalah
Dalam drama istilah skenario tentu tidak asing lagi bagi kita. Didalam skenario terdapat dialog yaitu percakapan tokoh. Pada dialog tersebut percakapan yang menggunakan bahasa baku ataupun tidak baku. Pada karya tulis ini, akan dibahas mengenai bahasa baku dan tidak baku, selain itu juga akan dibahas mengenai kata acuan, kata sandang “ sang ”, dan frasa, yaitu frasa idiomatik yang akan kami ambil dari berbagai dialog dalam drama sebagai sample dari penggunaan ketatabahasaan itu sendiri.

1.6  Metode Penelitian
        Dalam proses penelitian membuat karya tulis ini, kami melakukan beberapa metode penelitian, diantaranya:
            1.     Study pustaka :             a. Internet
                                                         b. Buku Bahasa Indonesia
                                                         c. Buku Tata Bahasa
            2.     Pengamatan secara tidak langsung : Televisi
            3.     Wawancara

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Drama
Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti "aksi", "perbuatan".Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera. (Pendapat 1)
Drama adalah salah satu jenis karya sastra yang mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu unsur pementasan yang
mengungkapkan isi cerita secara langsung dan dipertontonkan di depan umum.
Meskipun demikian, ada juga naskah drama yang sifatnya hanya untuk dibaca
atau sering disebut closed drama.
Berdasarkan ciri-cirinya, drama memiliki sifat penokohan yang mempunyai
peranan penting dalam mengungkap cerita di dalamnya. Oleh karena itu setiap
tokoh mempunyai sifat-sifat kritis sebagai penyampai amanat dari pengarangnya,
misalnya satire, humor, ambiguitas, sarkasme ataupun kritik-kritik sosial lainnya
yang tergambar melalui dialog-dialog antartokoh. (Pendapat 2)

2.2 Pengelompokan Drama
a.            Berdasarkan Isi Lakon
Menurut website google.com, drama berdasarkan isi lakon , drama dapat dibedakan menjadi:
               1. Drama Komedi
               Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
               2. Drama Tragedi
               Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
               3. Drama Tragedi Komedi
               Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
               4. Opera
               Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
          5. Lelucon / Dagelan
              Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
              6. Operet / Operette
             Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
             7. Pantomim
            Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
            8. Tablau
           Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
            9. Passie
           Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.
          10. Wayang
        Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.

      Berdasrkan Isi
           Berdasarkan isinya, drama dapat dibedakan atas:
               1.  Drama Absurd
            Drama absurd adalah drama gila-gilaan yang didalamnya mengabaikan konvensi struktur semantic (makna kata).
              2.  Drama Borjuis
           Drama borjuis adalah drama yang bertema tentang kehidupan kaum bangsawan atau kalangan atas.
              3.  Drama Domestik
      Drama domestik adalah drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa atau kalangan bawah. 
              4.  Drama Duka
       Drama duka adalah drama yang menceritakan tikaian di antara tokoh utama den kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.
              5.  Drama Dukaria
   Drama dukaria adalah drama yang alurnya lebih cocok untuk drma duka, tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
             6.  Drama Ria
    Drama ria adalah drama ringan yang sifatnya menghibur, walaupun selorohan di dalamnya dapat bersifat sebagai sindiran, dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan.
             7.  Drama Heroik
   Drama heroik adalah drama yang merupakan peniruan bentuk tragedy dan selalu bertemakan cinta dan nama baik.
             8.  Drama Moralis 
   Drama moralis adalah drama keagamaan yang bersifat  alegoris, berisi konflik atau kebajikan dan kejahatan.
            9.  Drama Rakyat
          Drama rakyat adalah drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festifal –festifal rakyat yang ada. Termasuk dalam drama jenis ini, antara lain: Ludruk dan Lenong.
          10.  Drama Tendens
                 Drama tendens adalah drama yang berisi masalah sosial, seperti kepincangan-kepincangan yang terjadi di masyarakat.

     Berdasarkan Masa
            Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.
           1.  Drama Baru / Drama Modern
               Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari. Drama modern seperti yang kita kenal sekarang masuk ke Indonesia sekitar tahun 1900, seperti Malay Opera,Stambul, dan Komedi Bangsawan.
           2.  Drama Lama / Drama Klasik
               Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
         Dalam kebudayaan Indonesia kita mengenal berbagai macam drama yang merupakan drama klasik atau bisa disebut juga drama tradisional, seperti wayang orang, ludruk, ketoprak dan lenong.
2.3 Unsur Drama   
       Drama mempunyai unsur- unsur seperti rangka cerita ( plot ), penokohan ( karakter/ watak ), diksi ( pilihan kata, kebahasan ), tema, perlengkapan, dan nyanyian.
  • Tema adalah ide pokok atau gagasan utama sebuah cerita drama
  • Alur y aitu jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama mulai babak pertama hingga babak terakhir
  • Tokoh drama atau pelaku drama terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama atau peran utama disebut primadona sedangkan peran pembantu disebut figuran
  • Watak adalah perilaku yang diperankan oleh tokoh drama. Watak protagonis adalah watak (periku) baik yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : penyabar, kasih sayang, santun, pemberani, pembela yang lemah, baik hati dan sebagainya. Sedangkan watak antagonis adalah watak (perilaku) jahat yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : sifat iri dan dengki, kejam, penindas dan sebagainya
  • Latar atau setting adalah gambaran tempat, waktu dan situasi peristiwa dalam cerita   drama
  • Amanat drama adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton. Amanat drama atau pesan disampaikan melalui peran para tokoh drama.
2.4 Proses Pengadaan Drama
Untuk menampilkan sebuah drama di atas pentas, dilaksanakan empat tahap sebagai berikut.
a.    Mencipatakan, pada tahap ini pengarang mengkhayalkan kisah manusia yang akan didramakan sehingga lahirlah sebuah ide atau masalah.
b.    Menuliskan, ide yang telah tercetus itu, dituangkan dalam bentuk karangan drama, sehingga bentuk sebuah kisah atau nasjah drama atau lakon.
c.    Memainkan, naskah yang telah tersusun. Oleh para aktor atau aktris dimainkan agar menjadi hidup.
(Ganesha Operation XI IPA 2008: 421)
Dalam memainkan atau mementaskan drama dengan baik kita harus mengetahui beberapa teknik :
a.    Teknik melakukan gerakan
Dibedakan atas perpindahan ( movement ), gerakan anggota tuuh ( gesture ), dan gerakan kesibukan ( business ).
b.    Teknik Penguasaan Panggung
Macam – macam penguasaan panggung ( blocking ) dalam permainan drama:
Ë  Downstage = mendekat ke arah penonton
Ë  Upstage = menjauhi penonton ke arah belakang
Ë  Offstage = meninggalkan arena panggung
Ë  Onstage = muncul ke atas/ arena panggung
Ë  Curve Movement = melangkah membentuk garis melengkung
Ë  Crossing = melintasi bentangan area panggung 
c.    Teknik Pengucapan Dialog dan Bersuara
Suara ( vocal ) dan ucapan ( speech ) berperan sangat penting dalam pementasan drama, terlebih untuk drama radio. Pemain menggunakan ucapan untuk berbagai tujuan, di antaranya untuk menyampaikan kata kepada penonton, memberi arti- arti khusus pada kata- kata tertentu, untuk menyampaikan informasi tentang sifat dan perasaan tokoh, dan lain sebagainya. Mengingat pentingnya ucapan itu, maka pemain harus bisa melakukannya dengan cepat.
d.    Menyaksikan, para audiens atau penonton menyaksikan lakon yang dipentaskan.
Ide yang telah tercetus perlu dijabarkan sehingga menjadi sebuah kisah dengan rentetan peristiwa. Dalam menyusun garis lakon ( plot ) drama harus mengandung konflik yaitu ketegangan. Dramaselalu mengandung konflik- konflik atau antara manusia dengan dirinya sendiri, atau dengan keadaan sekelilingnya.Dengan adanya konflik, drama menjadi hidup.Semakin memuncak sebuah ketegangan atau konflik, semakin seru kisah dalam drama. Menulis lakon yang akan didramakan tanpa adanya konflik akan menjadikan drama itu hambar karena sifatnya monoton. Konflik merupakan jiwa sebuah drama.
v  Plot
Dalam menulis sebuah drama, sebuah lakon harus mengisahkan dua pihak yang saling beroposisi, pihak yang menghendaki sesuatu (istilah dramanya protagonis) dan pihak yang menentang kehendak tersebut (istilah dramanya antagonis).Pertentangan antara protagonist dan antagonis inilah yang menimbulkan ketegangan- ketegangan.
Menulis drama harus memperhatikan susunan plot sebagai berikut :
1.    Eksposisi adalah lakon atau plot dimulai dengan suatu insiden yang mengawali adanya konflik.
2.    Komplikasi adalah insiden permulaan menyebabkan terjadilah penanjakan lakon sehingga berkembang menjadi konflik. Ketegangan pun mencapai klimaks.
3.    Resolusi adalah keadaan konflik mulai mengendur karena telah didapat jalan keluar, konflik menuju suatu penyelesaian dan akhirnya konflik tersebut terselesaikan.
v  Karakterisasi
Untuk mengembangkan konflik, penulisan drama harus menggunakan karakter – karakter. Pihak yang menjadi protagonist akanmemiliki karakter/ tabiat tertentu, yang berlawanan dengan karakter pihak antagonis. Sedangkan pihak penengah ( trigonis ) juga mempunyai watak tersendiri. Demikian pula dengan pihak yang menjadi peran pembantu ( peran yang tidak langsung terlibat dalam konflik, tetapi punya andil dalam penyelesaian), mempunyai karakter tertentu. Dalam menulis drama, pengarang harus sekaligus menerangkan jenis karakter serta perapannya lewat gerak dan dialog.
v  Dialog
Melaui dialog pengarang menggambarkan watak- watak pelaku dalam lakon yang digarapnya. Karena dalam drama waktunya sangat terbatas, dialog yang efektif, tetapi karya penuh imajinasi, itulah yang paling ideal.
Dilihat dari fungsinya, seorang ahli drama mangelompokkan 4 fungsi dialog, yaitu:
1.    Untuk mengemukakan persoalan
2.    Untuk menjelaskan perihal tokoh dan karakternya
3.    Untuk menggerakkan alur/plot
4.    Untuk membukakan fakta
Dalam dialog pengunaan bahasa juga menentukan baik tidaknya drama tersebut. Biasanya penggunaan bahasa tidak baku lebih sering digunakan dalam naskah sebuah drama. Karena untuk menimbulkan suasana yang lebih santai dan lebih disukai para penonton. Berikut adalah penjelasan bahasa baku dan tidak baku.
Kamus Linguistik (2001: 184) mendefinisikan ragam resmi (baku) itu sebagai ragam bahasa yang dipakai bila kawan bicara adalah orang yang dihormati oleh pembicara, atau bila topik pembicaraan bersifat resmi (mis. surat-menyurat dinas, perundang-undangan, karangan teknis), atau bila pembicaraan dilakukan di depan umum.
Sedangkan bahasa tidak baku adalah bahasa yang tidak sesuai dengan ketatabahasaan, baik dalam penulisan ataupun dalam pengucapannya. Tetapi penggunaan bahasa tidak baku ini serimg digunakan dalam percakapan sehari-hari atau non-formal.
                              2.5 Perbedaan Drama Komedi Dan Drama Parodi
Dalam karya tulis ilmiah ini, kami akan membahas tentang perbedaan drama komedi dan drama parodi.
         2.5.1 Perbedaan Alur
                 a.  Drama Komedi
                    Cerita drama komedi biasanya diambil dari aspek kehidupan sehari- hari, namun diberikan sentuhan humor yang menjadikan cerita itu sendiri menjadi sebuah drama komedi. Dalam mementaskan sebuah drama komedi, biasanya si pemain melakukan improvisasi yang tidak terdapat pada naskah drama. Jadi itu semua membuat alur dalam drama komedi tidak begitu terikat.
                 b.  Drama Parodi
      Cerita drama parodi biasanya diambil dari sebuah film atau suatu kejadian yang dijadikan sebuah cerita. Dimana cerita atau suatu kejadian tersebut dibumbui homor- humor yang menbuat cerita tersebut menjadi lucu tanpa merubah alur dari cerita film atau kejadian tersebut.
         2.5.2 Perbedaan Tujuan
                a.  Drama Komedi
     Tujuan dari drama komedi hanya untuk sarana hiburan semata. Tanpa ada maksud yang tersirat dalam drama komedi tersebut. Selain itu drama komedi juga tidak terdapat unsur kesengajaan untuk menyindir seseorang ataupun suatu instansi tertentu.
                b.  Drama Parodi
             Tujuan drama parodi selain untuk menghibur, drama parodi juga menyampaikan kritik sosial yang berbentuk sindiran melalui cerita drama parodi tersebut.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Drama komedi adalah kegiatan mengekspresikan emosi dengan adanya adegan- adegan luas di dalamnya yang bertujuan untuk menghibur penonton.Sedangkan drama parodi adalah drama yang bersifat lucu seperti drama komedi, tetapi memiliki tujuan khusus yaitu memberikan kritik sosial kepada pihak tertentu.Sebuah drama komedi bisa disebut drama komedi jika mempunyai unsur- unsur lucu dari naskahnya sendiri dan tingkah laku dari si pemain.Sedangkan drama parodi lebih kompleks dengan kritik yang berupa sindiran. Selain itu suatu drama mempunyai kelebihan dibandingkan dengan karya sastra yang lain yaitu drama dapat dipentaskan, baik drama komedi, parodi atau drama yang lainnya.
3.2 Saran
               Kami selaku penulis karya tulis ilmiah ini mempunyai harapan agar hasil karya tulis ilmiah kami dapat mempunyai manfaat dan kegunaan bagi orang lain. Dan juga kami berharap setelah membaca dan memahami karya tulis ini kalian akan menyadari bahwa di dalam sebuah drama, tidak hanya mempunyai unsur menghibur semata melainkan juga mempunyai pesan moral yang disampaikan melalui gerak- gerik ( olah tubuh ), dialog dan alur cerita itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://titisugiantiningtyas.blogspot.com/2011/05/drama.html

Komentar

Popular Posts

Animasi malam

Sistem Input/Output (I/O)

Definisi Design Grafis & 5 Software pembuat Animasi